Dear,
Pelanggaran pengusaha dengan tidak membayarkan THR sesuai ketentuan yang berlaku dapat
dikenakan pidana sesuai Pasal 8 Permenaker 4/1994 yakni berupa kurungan dan denda.
Ade
On Fri, 12 Jul 2013 11:29:24 +0700, DC > DenCitro Diwangsan <dencitro@gmail.com> wrote:
> Dear rekan MAA,
>
> Nice share...lengkap sekali.
>
> Sekedar catatan : bahwa menurut UUK 13/2003 Pasal 192 butir (12)
> dinyatakan, UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
> Mengenai
> Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran
> Negara
> Nomor 2912); dinyatakan tidak berlaku lagi.
>
> Kalau memang demikian konstelasinya, bagaimana kiranya pelaksanaan
> penerapan sanksi dalam hal pengusaha melanggar ketentuan ttg THR tsb...?
> Jadi mikir nih...
>
> Salam,
> DC-ZA
>
>
> Pada 11 Juli 2013 14.05, M.Ade Alfarid <QA@kkmi.co.id> menulis:
>
>> **
>> Fyi,
>>
>> *Apa yang dimaksud dengan THR?*
>>
>> Tunjangan Hari Raya Keagamaan atau biasa disebut THR adalah hak
>> pendapatan
>> pekerja yang wajib dibayarkan oleh Pengusaha kepada pekerja menjelang
>> Hari
>> Raya Keagamaan yang berupa uang atau bentuk lain. Hari Raya Keagamaan
>> disini adalah Hari Raya Idul Fitri bagi pekerja yang beragama Islam,
>> Hari
>> Raya Natal bagi pekerja yang beragama Kristen Katholik dan Protestan,
>> Hari
>> Raya Nyepi bagi pekerja bergama Hindu dan Hari Raya Waisak bagi pekerja
>> yang beragama Buddha.
>>
>> *Adakah Hukum yang mengatur mengenai THR?*
>>
>> Ada, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
>> No.PER.04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Bagi
>> Pekerja
>> di Perusahaan.
>>
>> *Siapa yang wajib membayar THR?*
>>
>> Berdasarkan PER.04/MEN/1994 ,setiap orang yang mempekerjakan orang lain
>> dengan imbalan upah wajib membayar THR, entah itu berbentuk perusahaan,
>> perorangan, yayasan atau perkumpulan.
>>
>> *Apakah semua pekerja berhak mendapat THR?*
>>
>> Sesuai dengan yang tertera di PER.04/MEN/1994 pasal 2, pengusaha
>> diwajibkan untuk memberi THR Keagamaan kepada pekerja yang telah
>> mempunyai
>> masa kerja 3 (tiga) bulan atau lebih secara terus-menerus. Peraturan ini
>> tidak membedakan status pekerja apakah telah menjadi karyawan tetap,
>> karyawan kontrak atau karyawan paruh waktu.
>>
>> *Bagaimana cara menghitung THR?*
>>
>> Menurut PER.04/MEN/1994 pasal 3, besarnya THR adalah sebagai berikut:
>>
>> · Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus
>> atau lebih sebesar 1 (satu) bulan upah.
>>
>> · Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus
>> tetapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional dengan masa
>> kerja, yakni dengan perhitungan: jumlah bulan masa kerja x 1 bulan upah
>>
>> Contoh kasus :
>>
>> Budi telah bekerja sebagai karyawan kontrak di PT. X selama 7 bulan.
>> Budi
>> sendiri mendapat upah pokok sebesar Rp 2.500.000 ditambah tunjangan
>> kesehatan Rp 200.000 dan tunjangan transportasi Rp 500.000. Berapa THR
>> yang
>> bisa didapat Budi?
>>
>> THR yang berhak Budi dapatkan adalah :
>>
>> 7/12 x (Rp. 2.500.000 + Rp. 200.000 + Rp. 500.000) = Rp. 1.866.666
>>
>> *Apa yang dimaksud dengan upah disini? Apakah hanya gaji pokok atau take
>> home pay?*
>>
>> Yang dimaksud upah disini adalah gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan
>> tetap sesuai dengan PER.04/MEN/1994 pasal 3 ayat 2. Akan tetapi perlu
>> digaris bawahi, apabila perusahaan memiliki peraturan perusahaan (PP),
>> atau
>> Perjanjian Kerja Bersama (PKB), atau kesepakatan kerja yang memuat
>> ketentuan jumlah THR lebih dari ketentuan PER.04/MEN/1994 tersebut, maka
>> jumlah yang lebih tinggi yang berlaku. Sebaliknya, apabila ada ketentuan
>> yang mengatur jumlah THR lebih kecil dari ketentuan yang diatur oleh
>> peraturan tersebut, maka yang berlaku adalah ketentuan PER.04/MEN/1994
>>
>> *Perusahaan saya membayar THR berupa barang, apakah itu dibolehkan?*
>>
>> Menurut PER.04/MEN/1994 pasal 5, THR bisa diberikan dalam bentuk selain
>> uang dengan syarat sebagai berikut:
>>
>> 1. Harus ada kesepakatan antara pekerja dan pengusaha terlebih dahulu,
>>
>> 2. Nilai yang diberikan dalam bentuk non-tunai maksimal 25% dari seluruh
>> nilai THR yang berhak diterima karyawan, dan
>>
>> 3. Barang tersebut selain minuman keras, obat-obatan, dan bahan obat,
>> serta
>>
>> 4. Diberikan bersamaan pembayaran THR.
>>
>> *Kapan Perusahaan wajib membayar THR?*
>>
>> THR harus diberikan paling lambat tujuh hari sebelum lebaran (H-7) hari
>> keagamaan pekerja agar memberi keleluasaan bagi pekerja menikmatinya
>> bersama keluarga. Namun apabila ada kesepakatan antara pengusaha dan
>> karyawan untuk menentukan hari lain pembayaran THR, hal itu dibolehkan.
>>
>> *Bagaimana apabila Anda dipecat (PHK) sebelum hari Raya? Apakah tetap
>> bisa mendapat THR?*
>>
>> Berdasarkan PER.04/MEN/1994 pasal 6, pekerja yang dipecat (PHK) tetap
>> berhak mendapat THR apabila masa pemecatan maksimum 30 hari sebelum Hari
>> Raya Keagamaan pekerja.
>>
>> Lain halnya untuk karyawan kontrak. Karyawan yang kontraknya berakhir
>> paling lama 30 hari sebelum Hari Raya Keagamaan pekerja tidak berhak
>> atas
>> THR.
>>
>> *Bagaimana jika pengusaha tidak mau membayar THR?*
>>
>> Pengusaha yang melanggar ketentuan pembayaran THR akan diancam dengan
>> hukuman sesuai dengan ketentuan pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
>> 1969
>> tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja. Hukuman pidana
>> kurungan maupun denda.
>>
>> *Apa yang bisa Anda lakukan apabila perusahaan melanggar ketentuan hak
>> THR Anda?*
>>
>> Yang bisa Anda lakukan adalah adukan masalah ini ke Dinas Tenaga Kerja
>> setempat. Selain itu, Anda juga bisa mengajukan gugatan perselisihan
>> hak ke
>> Pengadilan Hubunan Industrial di provinsi tempat Anda bekerja.
>>
>> --
>> Regards,
>>
>> Ade
>>
>> On Tue, 09 Jul 2013 21:36:18 +0700, <adhika_karuna@ymail.com> wrote:
>>
>> > Dear Rekan Febrino,
>> >
>> > Apa dasar anda mengatakan bahwa pekerja yg putus kontrak 1 minggu
>> > sebelum hari raya berhak atas THR?
>> >
>> > Mohon dipelajari isi dari Permenaker No. 4 Tahun 1994 tentang THR
>> diatur
>> > di dalam pasal 6 ayat (2) dikatakan bahwa untuk pekerja yang kontrak
>> > kerjanya habis sebelum jatuh tempo hari raya maka tidak berhak atas
>> THR.
>> >
>> > Namun apabila Perusahaan mempunyai kebijakan bahwa pekerja tsb berhak
>> > atas THR maka itu sah-sah saja menurut hukum dan tidak ada aturan yang
>> > dilanggar karena pada prinsipnya ketentuan pemerintah itu mengatur
>> > hal-hal yg menjadi landasan atau minimumnya, apabila perusahaan
>> > memberikan kebijakan lebih baik dari yang diatur oleh UU itu sah-sah
>> > saja dan tidak ada hukumannya.
>> >
>> > Regards,
>> >
>> > Adhika
>> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> >
>> > -----Original Message-----
>> > From: febrino_psikologi03@yahoo.co.id
>> > Sender: HRM-Club@yahoogroups.com
>> > Date: Mon, 8 Jul 2013 05:33:52
>> > To: <HRM-Club@yahoogroups.com>
>> > Reply-To: HRM-Club@yahoogroups.com
>> > Subject: Re: [HRM-Club] Pembayaran THR
>> >
>> > Dear sdr agint
>> >
>> >
>> > Jawabannya : berhak
>> >
>> > Salam
>> > Sent from BlackBerry® on 3
>> >
>> > -----Original Message-----
>> > From: "Agin" <agin_afriant@yahoo.com>
>> > Sender: HRM-Club@yahoogroups.com
>> > Date: Mon, 08 Jul 2013 04:15:25
>> > To: <HRM-Club@yahoogroups.com>
>> > Reply-To: HRM-Club@yahoogroups.com
>> > Subject: [HRM-Club] Pembayaran THR
>> >
>> > Dear Rekan rekan HRM
>> >
>> > saya mau minta saran dari rekan rekan semua, akan pembayaran THR.
>> >
>> > pertanyaan : apakah seorang yang masa kontrak kerja nya habis 1 minggu
>> > sebelum lebaran dan tidak diperpanjang lagi masa kerjanya, berhak
>> > mendapatkan THR ...???
>> >
>> > mohon sumbangsih sarannya rekan rekan semua, terima kasih
>> >
>> >
>> > Regars,
>> >
>> >
>> > Agin Afriant
>>
>>
>
>
> --
> DC => Zack
> Dear rekan MAA,
>
> Nice share...lengkap sekali.
>
> Sekedar catatan : bahwa menurut UUK 13/2003 Pasal 192 butir (12)
> dinyatakan, UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
> Mengenai
> Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran
> Negara
> Nomor 2912); dinyatakan tidak berlaku lagi.
>
> Kalau memang demikian konstelasinya, bagaimana kiranya pelaksanaan
> penerapan sanksi dalam hal pengusaha melanggar ketentuan ttg THR tsb...?
> Jadi mikir nih...
>
> Salam,
> DC-ZA
>
>
> Pada 11 Juli 2013 14.05, M.Ade Alfarid <QA@kkmi.co.id> menulis:
>
>> **
>> Fyi,
>>
>> *Apa yang dimaksud dengan THR?*
>>
>> Tunjangan Hari Raya Keagamaan atau biasa disebut THR adalah hak
>> pendapatan
>> pekerja yang wajib dibayarkan oleh Pengusaha kepada pekerja menjelang
>> Hari
>> Raya Keagamaan yang berupa uang atau bentuk lain. Hari Raya Keagamaan
>> disini adalah Hari Raya Idul Fitri bagi pekerja yang beragama Islam,
>> Hari
>> Raya Natal bagi pekerja yang beragama Kristen Katholik dan Protestan,
>> Hari
>> Raya Nyepi bagi pekerja bergama Hindu dan Hari Raya Waisak bagi pekerja
>> yang beragama Buddha.
>>
>> *Adakah Hukum yang mengatur mengenai THR?*
>>
>> Ada, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
>> No.PER.04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Bagi
>> Pekerja
>> di Perusahaan.
>>
>> *Siapa yang wajib membayar THR?*
>>
>> Berdasarkan PER.04/MEN/1994 ,setiap orang yang mempekerjakan orang lain
>> dengan imbalan upah wajib membayar THR, entah itu berbentuk perusahaan,
>> perorangan, yayasan atau perkumpulan.
>>
>> *Apakah semua pekerja berhak mendapat THR?*
>>
>> Sesuai dengan yang tertera di PER.04/MEN/1994 pasal 2, pengusaha
>> diwajibkan untuk memberi THR Keagamaan kepada pekerja yang telah
>> mempunyai
>> masa kerja 3 (tiga) bulan atau lebih secara terus-menerus. Peraturan ini
>> tidak membedakan status pekerja apakah telah menjadi karyawan tetap,
>> karyawan kontrak atau karyawan paruh waktu.
>>
>> *Bagaimana cara menghitung THR?*
>>
>> Menurut PER.04/MEN/1994 pasal 3, besarnya THR adalah sebagai berikut:
>>
>> · Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus
>> atau lebih sebesar 1 (satu) bulan upah.
>>
>> · Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus
>> tetapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional dengan masa
>> kerja, yakni dengan perhitungan: jumlah bulan masa kerja x 1 bulan upah
>>
>> Contoh kasus :
>>
>> Budi telah bekerja sebagai karyawan kontrak di PT. X selama 7 bulan.
>> Budi
>> sendiri mendapat upah pokok sebesar Rp 2.500.000 ditambah tunjangan
>> kesehatan Rp 200.000 dan tunjangan transportasi Rp 500.000. Berapa THR
>> yang
>> bisa didapat Budi?
>>
>> THR yang berhak Budi dapatkan adalah :
>>
>> 7/12 x (Rp. 2.500.000 + Rp. 200.000 + Rp. 500.000) = Rp. 1.866.666
>>
>> *Apa yang dimaksud dengan upah disini? Apakah hanya gaji pokok atau take
>> home pay?*
>>
>> Yang dimaksud upah disini adalah gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan
>> tetap sesuai dengan PER.04/MEN/1994 pasal 3 ayat 2. Akan tetapi perlu
>> digaris bawahi, apabila perusahaan memiliki peraturan perusahaan (PP),
>> atau
>> Perjanjian Kerja Bersama (PKB), atau kesepakatan kerja yang memuat
>> ketentuan jumlah THR lebih dari ketentuan PER.04/MEN/1994 tersebut, maka
>> jumlah yang lebih tinggi yang berlaku. Sebaliknya, apabila ada ketentuan
>> yang mengatur jumlah THR lebih kecil dari ketentuan yang diatur oleh
>> peraturan tersebut, maka yang berlaku adalah ketentuan PER.04/MEN/1994
>>
>> *Perusahaan saya membayar THR berupa barang, apakah itu dibolehkan?*
>>
>> Menurut PER.04/MEN/1994 pasal 5, THR bisa diberikan dalam bentuk selain
>> uang dengan syarat sebagai berikut:
>>
>> 1. Harus ada kesepakatan antara pekerja dan pengusaha terlebih dahulu,
>>
>> 2. Nilai yang diberikan dalam bentuk non-tunai maksimal 25% dari seluruh
>> nilai THR yang berhak diterima karyawan, dan
>>
>> 3. Barang tersebut selain minuman keras, obat-obatan, dan bahan obat,
>> serta
>>
>> 4. Diberikan bersamaan pembayaran THR.
>>
>> *Kapan Perusahaan wajib membayar THR?*
>>
>> THR harus diberikan paling lambat tujuh hari sebelum lebaran (H-7) hari
>> keagamaan pekerja agar memberi keleluasaan bagi pekerja menikmatinya
>> bersama keluarga. Namun apabila ada kesepakatan antara pengusaha dan
>> karyawan untuk menentukan hari lain pembayaran THR, hal itu dibolehkan.
>>
>> *Bagaimana apabila Anda dipecat (PHK) sebelum hari Raya? Apakah tetap
>> bisa mendapat THR?*
>>
>> Berdasarkan PER.04/MEN/1994 pasal 6, pekerja yang dipecat (PHK) tetap
>> berhak mendapat THR apabila masa pemecatan maksimum 30 hari sebelum Hari
>> Raya Keagamaan pekerja.
>>
>> Lain halnya untuk karyawan kontrak. Karyawan yang kontraknya berakhir
>> paling lama 30 hari sebelum Hari Raya Keagamaan pekerja tidak berhak
>> atas
>> THR.
>>
>> *Bagaimana jika pengusaha tidak mau membayar THR?*
>>
>> Pengusaha yang melanggar ketentuan pembayaran THR akan diancam dengan
>> hukuman sesuai dengan ketentuan pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
>> 1969
>> tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja. Hukuman pidana
>> kurungan maupun denda.
>>
>> *Apa yang bisa Anda lakukan apabila perusahaan melanggar ketentuan hak
>> THR Anda?*
>>
>> Yang bisa Anda lakukan adalah adukan masalah ini ke Dinas Tenaga Kerja
>> setempat. Selain itu, Anda juga bisa mengajukan gugatan perselisihan
>> hak ke
>> Pengadilan Hubunan Industrial di provinsi tempat Anda bekerja.
>>
>> --
>> Regards,
>>
>> Ade
>>
>> On Tue, 09 Jul 2013 21:36:18 +0700, <adhika_karuna@ymail.com> wrote:
>>
>> > Dear Rekan Febrino,
>> >
>> > Apa dasar anda mengatakan bahwa pekerja yg putus kontrak 1 minggu
>> > sebelum hari raya berhak atas THR?
>> >
>> > Mohon dipelajari isi dari Permenaker No. 4 Tahun 1994 tentang THR
>> diatur
>> > di dalam pasal 6 ayat (2) dikatakan bahwa untuk pekerja yang kontrak
>> > kerjanya habis sebelum jatuh tempo hari raya maka tidak berhak atas
>> THR.
>> >
>> > Namun apabila Perusahaan mempunyai kebijakan bahwa pekerja tsb berhak
>> > atas THR maka itu sah-sah saja menurut hukum dan tidak ada aturan yang
>> > dilanggar karena pada prinsipnya ketentuan pemerintah itu mengatur
>> > hal-hal yg menjadi landasan atau minimumnya, apabila perusahaan
>> > memberikan kebijakan lebih baik dari yang diatur oleh UU itu sah-sah
>> > saja dan tidak ada hukumannya.
>> >
>> > Regards,
>> >
>> > Adhika
>> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> >
>> > -----Original Message-----
>> > From: febrino_psikologi03@yahoo.co.id
>> > Sender: HRM-Club@yahoogroups.com
>> > Date: Mon, 8 Jul 2013 05:33:52
>> > To: <HRM-Club@yahoogroups.com>
>> > Reply-To: HRM-Club@yahoogroups.com
>> > Subject: Re: [HRM-Club] Pembayaran THR
>> >
>> > Dear sdr agint
>> >
>> >
>> > Jawabannya : berhak
>> >
>> > Salam
>> > Sent from BlackBerry® on 3
>> >
>> > -----Original Message-----
>> > From: "Agin" <agin_afriant@yahoo.com>
>> > Sender: HRM-Club@yahoogroups.com
>> > Date: Mon, 08 Jul 2013 04:15:25
>> > To: <HRM-Club@yahoogroups.com>
>> > Reply-To: HRM-Club@yahoogroups.com
>> > Subject: [HRM-Club] Pembayaran THR
>> >
>> > Dear Rekan rekan HRM
>> >
>> > saya mau minta saran dari rekan rekan semua, akan pembayaran THR.
>> >
>> > pertanyaan : apakah seorang yang masa kontrak kerja nya habis 1 minggu
>> > sebelum lebaran dan tidak diperpanjang lagi masa kerjanya, berhak
>> > mendapatkan THR ...???
>> >
>> > mohon sumbangsih sarannya rekan rekan semua, terima kasih
>> >
>> >
>> > Regars,
>> >
>> >
>> > Agin Afriant
>>
>>
>
>
> --
> DC => Zack
0 comments:
Post a Comment