Rekans,
Secara pribadi saya mengamini apa yang menjadi inti dari artikel pak Dadang
Kadarusman seperti berikut ini dari milis sebelah.. Bahwa motivasi muncul dari
diri kita sendiri, tidak perlu lagi training motivasi. Silakan dibaca (ulang,
bila pernah baca). Terima kasih, terutama ke pak Dadang yang sudah sharing
tulisan ini.
R,
Wayan Dewantara
Organisasi Hakiki
Artikel diambil dari buku "Ternyata Semutnya Ada Di Sini"
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
Ada sebuah fenomena menarik dalam dunia perseminaran. Terutama seminar-seminar
motivasi. Para motivator hebat berusaha keras mencurahkan segenap kemampuannya
dalam memotivasi perserta. Dan tentu saja, begitu banyak yang termotivasi
sehingga sering terjadi keriuhan luar biasa didalam ruangan seminar itu.
Semakin lihai sang pembicara membawakan materi trainingnya, semakin terbakarlah
semangat mereka. Dan disore hari, seminar itu pun berakhir. Keesokan paginya
semangat itu masih ada dalam dada para peserta. Seminggu berikutnya, masih
cukup banyak yang tersisa. Waktu sebulan berjalan, masih lumayan. Satu kuartal
berlalu, sudah sebagian besar yang tanggal. Padahal, bukankah tujuan membayar
dan mengikuti seminar itu adalah untuk menjadikan diri kita lebih handal?
Tapi, apakah itu mungkin jika semua pelajaran dan semangat yang didapat menguap
secepat kilat?
Ada banyak bukti bahwa seminar motivasi sering tidak meninggalkan bekas yang
berarti. Meskipun perusahaan atau organisasi sudah mengeluarkan uang banyak,
tetapi para peserta atau karyawan yang dikirim ke seminar itu tidak menunjukkan
perubahan yang signifikan kecuali untuk jangka waktu yang singkat saja.
Perilaku dan sikap mereka kembali 'normal' tak lama kemudian. Mungkin memang
benar, bahwa ada begitu banyak faktor penyebabnya. Tidak perlu dipungkiri bahwa
kualitas dan teknik yang digunakan oleh para motivator merupakan salah satunya.
Faktor kedua adalah, dukungan lingkungan perusahaan itu sendiri. Seseorang yang
saya kenal dengan sangat dekat berkata:"Gue sudah diikutkan training yang
canggih-canggih. Tapi begitu gue presentasikan proposal program kepada para
boss, eeeh, mereka malah mengatakan bahwa this company doesn't need such
sophisticated project…." Orang ini sudah terbang ke berbagai negara, menempa
diri nyaris tanpa henti, dan belajar dari banyak profesor. Tetapi, perusahaan
tidak memiliki lahan yang cukup subur untuk memungkinkan benih-benih inovasi
hasil dari proses belajarnya tumbuh optimal.
Faktor ketiga tentu saja ada disisi karyawan atau peserta training itu
sendiri. Saya sering bertanya-tanya; apa yang menyebabkan seorang karyawan dan
peserta training seperti kita ini hanya sanggup mengingat dan menyerap semangat
dalam rentang saat yang teramat singkat? Begitu banyak orang yang percaya bahwa
semuanya itu bermuara kepada sesuatu yang disebut sebagai 'follow up'. Oleh
karena itu, tidak terlampau mengejutkan jika saat ini banyak lembaga training,
motivator dan trainer yang menawarkan program follow up pasca seminarnya. Dan
perusahaan yang percaya bahwa follow up itu penting, bersedia membayar program
tambahan itu dengan harapan bahwa para karyawan bisa benar-benar menuangkan apa
yang dipelajarinya didalam karya nyata kehidupan kerjanya sehari-hari. Lalu,
apakah usaha itu membuahkan hasil? Masih harus kita kaji lebih lanjut. Mengapa?
Karena, segera setelah program follow up tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun
itu berakhir, maka nyaris berakhir pulalah bekas yang ditimbulkannya.
Menurut seorang teman, memang sudah hukumnya begitu; pelajaran yang didapat
dari sebuah seminar hanya bakal nyantol sekilas, laksana mobil yang melintas
dijalan tol. "Lagipula, yang pantas memikirkan hal begituan itu ya para
motivator dan perusahaan," katanya. "Bukan karyawan seperti kita-kita ini."
Memang, ini bukan tempat yang tepat untuk membahas faktor pertama karena adalah
berada diluar jangkauan kita untuk mengomentari para motivator. Setiap
motivator memiliki gaya, teknik, dan kemampuan tersendiri. Meskipun tak jarang
yang meniru orang lain, namun keunikannya sebagai individu cukup menjadi bekal
bahwa setiap motivator itu juga unik. Juga, bukan wewenang kita mencampuri
kebijakan perusahaan yang tidak sungguh-sungguh menyiapkan ruang dan kesempatan
tempat tumbuhnya gagasan-gagasan dan sistem nilai baru yang dibawa karyawannya
sebagai oleh-oleh. Tapi barangkali, sebagai teman seperjalanan dalam proses
bertumbuh dan berkembang ini, kita bisa saling berbagi dalam menemukan jalan
terbaik untuk mengoptimalkan proses belajar kita selama ini. Supaya benar-benar
ada manfaat nyata bagi kehidupan kita.
Saya hendak berpindah ke area treadmills saat mata saya menempel di permukaan
sebuah dindingfitness center. Ada dua buah kalimat yang sangat menarik tertulis
disitu. Sungguh, saya tidak pernah merasa bosan untuk menikmati sensasi yang
ditimbulkan kedua kalimat itu. Setiap kali saya datang ke fitness center itu
dan membacanya, selalu ada semangat baru yang tumbuh didalam diri saya. Jadi,
tidak peduli berapa kali saya melihatnya, saya tidak pernah merasa bosan
membacanya. Dan kalimat itu berbunyi; 'Motivation is what gets you started'.
Untuk memulai melakukan hal besar, kita membutuhkan sesuatu yang memotivasi.
Masalahnya, sebuah proyek besar atau perubahan perilaku tidak hanya bisa
diselesaikan dengan sekedar memulainya. Melainkan dengan menjalaninya secara
konsisten, hingga tujuan kita tercapai. Dan sepertinya kita sudah tahu bahwa
para motivator disetiap seminar hanya bisa mengantarkan Anda kepada tahap
memulai. Jadi, tidak heran kalau begitu banyak orang yang menggebu-gebu saat
keluar dari ruang seminar, dan melempem lagi di keesokan harinya.
Orang-orang antusias mempunyai trik tersendiri, yaitu; terus mengejar kemanapun
dan dimanapun sang motivator menyelenggarakan seminarnya. Dengan cara itu,
mereka bisa mempertahankan motivasinya agar tetap tinggi. Masalahnya, jika
waktu kita dihabiskan untuk membuntuti dan mendengar mereka bicara, kapan kita
bertindaknya? Lagipula, apakah kita akan terus-menerus bergantung pada sang
motivator? Jika uang anda tidak cukup untuk membayar ongkos seminarnya, apakah
anda masih bisa mengikuti sesi-sesinya?
Selain itu, kita perlu menerima kenyataan bahwa motivator juga manusia. Ada
kalanya mereka salah. Kadang mereka terlalu sibuk untuk menerima telepon penuh
rasa ingin tahu anda. Atau sekedar menjawab email anda. Jika demikian, bukankah
perjalanan kita menuju pertumbuhan bisa terancam? Jadi, adakah alternatif lain
selain yang itu? Tentu saja ada! Tahukah anda, bagaimana caranya? Cari
motivator lain yang tidak akan pernah menomor duakan anda. Yang tidak peduli
apakah saat itu anda memiliki uang atau tidak. Yang bersedia mendengarkan
apapun keluhan anda. Dan yang selamanya ada disisi anda. Emangnya ada motivator
seperti itu? Sebelum saya menjawabnya; maukah anda menyebut motivator yang
seperti itu – jika ada – sebagai motivator sejati kelas wahid? Ya, anda tentu
setuju bahwa motivator yang macam itulah yang pantas mendapatkan gelar bergengsi
itu. Sebab, hanya dia yang bersedia melakukan segalanya untuk anda.
Apa tadi pertanyaan anda? 'Emangnya ada motivator seperti itu?' Saya bilang;
ADA! Percayalah. This kind of motivator really exists here on the earth!Tahukah
anda siapa dia? Dia adalah orang yang paling dekat dengan anda. Pacar? Bukan.
Istri? Bukan. Anak-anak anda? Juga bukan. Jadi siapa? Anda benar; 'diri anda
sendiri'. Jika anda mampu menjadikan diri sendiri sebagai motivator utama dalam
hidup anda, maka anda sudah mendapatkan the true motivational source. Dan
itulah yang biasa kita sebut sebagai INTERNAL MOTIVATION.
Selama diri anda ada, maka selama itu pula anda termotivasi. Selama itu juga
anda bersedia meneruskan perjalanan untuk bertumbuh kembang. Dan, tepat disaat
anda secara konsisten mampu menjalaninya, semua berubah menjadi sebuah
kebiasaan. Dan, tepat disaat sesuatu menjadi kebiasaan, anda mulai merasakan
segalanya berjalan secara otomatis. Tanpa paksaan. Tanpa keharusan. Tanpa perlu
energi fisikal dan emosional yang besar. Persis seperti bunyi selanjutnya dari
kalimat yang tertulis didinding fitness center itu, bahwa: 'Habit is what keeps
you going'. Mengapa? Karena anda, baru saja mencapai sebuah tatanan baru yang
disebut sebagaiunconscious competence. Dan itulah saat dimana anda secara
sempurna berhasil mengadopsi suatu perilaku, atau keterampilan baru.
Lima juta tahun yang akan datang, kita semua akan menjadi fosil. Seorang
arkeolog dijaman itu menemukan puing-puing bangunan fitness center itu. Dan
didinding bangunan itu, mereka menemukan sebuah tulisan kuno. Dan. Ketika
diterjemahkan, tulisan itu berbunyi; 'Motivation is what gets you started. Habit
is what keeps you going'. Motivasilah yang mampu mendorong anda untuk memulai
sesuatu. Sedangkan kebiasaan atau habit menjadikan anda untuk terus bertahan
dijalur itu, hingga anda sampai kepada tujuan hidup yang ingin anda wujudkan.
Percayalah; Anda akan berhasil menjadikan diri Anda sendiri sebagai motivator
pribadi. Dan Anda akan berhasil membangun kebiasaan-kebiasaan positif yang bisa
menjamin Anda terus bertahan dalam setiap perjuangan hidup. Dan Anda
benar-benar telah menjadi. Manusia modern. Yang sangat handal.
Tidak ada motivator yang lebih baik dari diri Anda sendiri. Hanya saja, Anda
sering tidak mendengar nasihat-nasihatnya.
________________________________
From: Syahrezal <syahrezal@ymail.com>
To: HRM-Club@yahoogroups.com
Sent: Wed, December 1, 2010 3:05:30 PM
Subject: Re: [HRM-Club] Efektifitas training motivasi
Dear Raymund,
Faktor-faktor internal dan eksternal yang anda sebutkan tersebut sebenarnya
menjelaskan kenapa dampak training motivasi ini tidak berlangsung lama. Kemudian
penjelasan saudara Sten mempertegas kembali kenapa harus dilakukan program
pelatihan motivasi berkelanjutan.
Mengenai hasil atau dampaknya, cara yang banyak digunakan adalah pendekatan
statistik untuk mengukur korelasi antara training dan kinerja serta berapa lama
dampaknya. Kalau bicara statistik kita tidak bicara perorangan tetapi berupa
sample atau populasi data.
Mohon dikoreksi jika salah.
Salam,
Syahrezal
--- On Tue, 11/30/10, HRDRaymund Lullus <hrdresidential@gmail.com> wrote:
>From: HRDRaymund Lullus <hrdresidential@gmail.com>
>Subject: Re: [HRM-Club] Efektifitas training motivasi
>To: HRM-Club@yahoogroups.com
>Date: Tuesday, November 30, 2010, 7:50 AM
>
>
>
>Sepertinya pertanyaan ini sangat susah dijawag dengan data. Karena dampak
>training sangat dipengaruhi oleh banyak hal baik internal peserta maupun
>eksternal.
>
>Internal : Sifat dasar peserta, pengalaman hidup yang dialami, ketertarikan atas
>suatu hal dan daya tangkap
>Eksternal : Sistem di perusahaan, lingkungan kerja, lingkungan non kerja
>/keluarga dll
>
>Semua saling mempengaruhi dampak pelatihan motivasional terhadap seseorang. Bila
>ada yang mengklaim tahan untuk sekian tahun atau bulan, belum tentu akan berlaku
>untuk orang lain lagi.
>
>
>2010/11/30 Syahrezal <syahrezal@ymail.com>
>
>
>>Dear Richard,
>>
>>Dampak dari pelatihan motivasi ini tergantung dari maksud dan tujuannya. Jika
>>ditujukan untuk meningkatkan motivasi sales dampaknya bisa dilihat dari angka
>>penjualan atau jam kunjungan pelanggan yang meningkat. Jika ditujukan untuk
>>meningkatkan semangat kerja tenaga produksi hasilnya bisa dilihat dari kuantitas
>>dan kualitas hasil produksi. Buat data statistiknya.
>>Berapa lama training tersebut bertahan anda bisa lihat dari data statistik yang
>>telah anda buat. Saya pernah membaca katanya sih untuk sales cuma bertahan
>>kurang dari 3 bulan dan program ini harus berkelanjutan. Tetapi dari data
>>statistik yang dibuat di tempat anda mungkin anda bisa memperoleh data yang
>>lebih akurat.
>>
>>
>>Syahrezal
>>MS Consulting
>>Mitra Solusi Usaha Anda
>>
>>--- On Mon, 11/29/10, Richard <cadden.richard@yahoo.com> wrote:
>>
>>
>>>From: Richard <cadden.richard@yahoo.com>
>>>Subject: [HRM-Club] Efektifitas training motivasi
>>>To: HRM-Club@yahoogroups.com
>>>Date: Monday, November 29, 2010, 11:20 AM
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>Mau tanya ttg Efektifitas training motivasi, apakah rekan-rekan bisa sharing ttg
>>>training motivasi ini? seberapa efektifkah trianing ini? lalu dampaknya terhadap
>>>kinerja itu bisa bertahan berapa lama? lalu dampak langsungnya itu spt apa?
>>>
>>>terima kasih
>>>
>>
>
http://www.hrm-indonesia.com/
SLOGAN : HRM MEMANG BEDA
LOW PRICE, HIGH QUALITY & EASY TO APPLICATION
HRM CLUB - HRM SCHOOL - HRM INDONESIA
MENUJU 25.000 MEMBER
-----------
MILIS INI ADALAH MILIS SERIUS DLM SHARING & DISKUSI BUKAN SEKEDAR KONKOW, GUYONAN, ATAU MAIN-MAIN, KAMI BEDA DGN MILIS LAIN
KAMI AKAN HILANGKAN DISKUSI YANG ISINYA KONKOW, GUYONAN ATAU MAIN-MAIN.
KARENA POSITIONING KAMI ADALAH MILIS SERIUS
KARENA SLOGAN KAMI ADALAH HRM MEMANG BEDA
------------
Member Milis ini lebih dari 11.500 orang terdiri HR Director, HR Manager, Assnt Manager & HR SPv, akademisi & HR Consultant, bahkan CEO Perusahaan sehingga diskusinya berbobot dan bergizi.
Program-program HRM Club:
1. Training:
Public House - Harga member
Inhouse - Harga member
2. Konsultasi - Harga Member
3. Recruitment service / search executive - Harga Member
Saat ini HRM sering diminta untuk membantu membenahi sistem HR & Organsasi sampai bisa diaplikasikan dilapangan & kami undang anda utk bergabung bersama-sama belajar praktek implementasi sistem HR & Organisasi. Saat ini kami menangani rata-rata 3-4 perusahaan dalam sebulan untuk praktek pendampingan & konsultasi
Bila anda punya kemampuan dalam bidang training & konsultasi HR, mempunyai jiwa pengabdian & tidak terlalu komersial, & ingin bergabung dengan Team HRM Club.
silahkan kirim CV anda ke: teamhrmclub@yahoo.com
subject: Bergabung dengan tim HRM Club
Sebutkan bidang keahlian anda
Iffah
Pengelola
http://www.hrm-indonesia.com/
Di dukung para konsultan & trainer SDM yang mumpuni & membumi.
Bila email yahoo anda bouncing yakni tdk bisa menerima email lagi, silahkan kunjungi web:
http://groups.yahoo.com/unbounce
Bila belum berhasil juga, hubungi email pengelola di:
HRM-Club-owner@yahoogroups.com
0 comments:
Post a Comment