RE: [HRM-Club] Uang pesangon

Dear Andre,

Sehubungan dengan tuntutan kasus no 1 menurut saya:

1.       Uang pesangon bagi karyawan yang meninggal sesuai dg ketentuan Pasal 166 UU No 13 Tahun 2003 adalah “Dalam hal hubungan kerja berakhir karena pekerja/buruh meninggal dunia, kepada ahli warisnya diberikan sejumlah uang yang besar perhitungannya sama dengan perhitungan 2 (dua) kali uang pesangon sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), 1 (satu) kali uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).”

2.       Uang pesangon karyawan akan menjadi bagian dari harta waris bagi keluarga yang ditinggalkannya, maka biar perusahaan tidak terjebak pada posisi yang dituntut oleh keluarga maka saran sa:

a.     Lihat pengaturan dalam Peraturan Perusahaan/PKB nya bagaimana pengaturan masalah pembayaran uang pesangon bagi karyawan yang meninggal, adakah pengaturan khususnya ? seperti bila dalam PP/PKB diatur bahwa anggota keluarga yang diakui adalah hanya mereka yang didaftarkan oleh karyawan kpd perusahaan maka perusahaan dpt berpedoman pada data yg didaftarkan tsb

b.    Bagi karyawan yang muslim dan memiliki istri lebih dari 1 orang (walaupun sdh jelas karyawan mendaftar istri dan anak dari istri pertama atau kedua misalnya) maka perusahaan dapat meminta pihak keluarga yang ditinggalkan sbg ahli waris untuk mengurus fatwa waris bagi keluarga yang ditinggalkan (bila beragama Islam) ke Pengadilan Agama setempat dan selanjutnya berdasarkan fatwa waris tsb Perusahaan akan membaginya sesuai porsi/perhitungan yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Agama tsb.

c.     Bagi karyawan yang non muslim dan memiliki istri lebih dari 1 orang (walaupun sdh jelas karyawan mendaftar istri dan anak dari istri pertama atau kedua misalnya) maka perusahaan dapat meminta pihak keluarga yang ditinggalkan sbg ahli waris untuk mengurus putusan pengadilan atas pembagian waris bagi keluarga yang ditinggalkan (bila beragama non Islam) ke Pengadilan Negeri setempat dan selanjutnya berdasarkan Putusan Pengadilan tsb Perusahaan akan membaginya sesuai porsi/perhitungan yang telah ditetapkan oleh putusan Pengadilan Negeri tsb

Pada prinsipnya anak & istri pertama dan kedua semuanya adalah sebagai ahli waris dari karyawan yang meninggal sepanjang secara hokum dapat dibuktikan akta nikahnya.

Point 2 rasanya sdh terjawab oleh rekan FJB.

Mudah2an bermanfaat dan bila pendapat saya salah mohon diluruskan oleh rekan2 senior.

Wassalam,

Luqman Fauzi