Powered by Blogger.
RSS

[HRM-Club] SMA tidak bs dipakai lg, saatnya pindah ke Diploma dan S1 - POLA PIKIR Lulusan

 

Dear rekan-rekan,

Pembicaraan mengenai level pendidkan SMA dibandingkan dengan Sarjana/Diploma sepertinya tidak terselesaikan. Saya yakin semua perusahaan memiliki dasar pemikiran dan strategi masing-masing yang tidak akan melanggar UU ketenagakerjaan. Pendidikan tidak perlu dijadikan kambing hitam dalam masalah ini. Pendidikan tidak salah, hanya bagaimana kita menanggapinya dalam situasi yang kita hadapi saat ini. Dalam hal keahlian dan skill pekerjaan tidak pernah dipandang berdasarkan pendidikan, namun dalam proses pemilihan tentu dibutuhkan latar belakang pendidikan. Keahlian ini kita bisa anggap dalam kompetisi internal perusahaan. Semua karyawan lulusan SMA bisa lebih dahulu menduduki jabatan manajer daripada lulusan Sarjana, jika memang dia berkompeten, dan tidak harus sarjana yang menjadi manajer jika tidak berkompeten. Ini ketika mereka semua sudah bekerja. Namun bagaimana jika kita ingin mencari orang? Ribuan pelamar kerja dari berbagai latar belakang pendidikan, bagaimana supaya proses tersebut menjadi praktis, cepat dan terkesan tidak memiliki standar? Misalnya saja dalam sebuah acara seminar, kita perlu mencari orang yang kompeten untuk memberikan hasil analisanya mengenai kasus hukum. Tentu kita akan mensyaratkan pendidikan hukum bagi pembicaranya sebagai pembicara utamanya, experienced people bisa menjadi pembanding dan pelengkap informasi. Kenapa pendidikan? Karena untuk kasus contoh seminar tadi lulusan hukum adalah orang yang terjun langsung dan mengkhususkan diri dalam hal-hal seperti itu. Salahkah jika bukan lulusan SMA yang menjadi narasumber utamanya?


Pengalaman, skills itu sifatnya relatif. Bagaimana ini bisa dijadikan patokan standar dalam memilih orang? Banyak orang yang pintar bersilat lidah berhasil mengelabui interviewer sehingga percaya, aktualnya setelah diberikan Job Assignment hasilnya tidak memuaskan bahkan tidak diharapkan. Lalu muncul penyesalan. Saya rasa menetapkan standar SMA atau Diploma atau Sarjana tidak berdasarkan keinginan semata, pastinya hasil akumulasi dari proses yang terjadi dengan penemuan kualitas yang dirasakan setelah berdinamika dengan berbagai level pendidikan. Terlalu singkat jika semua digeneralisasikan dan harus diberlakukan untuk semuanya. Sampai sejauh ini pengalaman dan skill tidak ada ukuran pasti untuk disematkan kepada seseorang. Pengalaman seseorang di satu tempat, mungkin tidak berguna di tempat lain, skill yang dianggap penting di satu perusahaan, mungkin biasa-biasa saja di perusahaan lain.

 

Pasti ada alasan dari setiap pilihan. Pilihan itu dari kebutuhan masing-masing posisi dan tugas pekerjaan.

 

Ada tingkatan jabatan dan pekerjaan yang berbeda di setiap perusahaan. Itu semua menuntut pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda pula. Akibatnya orang yang dipilihpun disesuaikan dengan semua hal itu.

 
Jika ada yang berpendapat bahwa Sarjana masih banyak yang bodoh dan boleh dibandingkan dengan lulusan SMA. Sah-sah saja. Tidak ada yang melarangnya. Statusnya sama-sama karyawan kok. Syarat untuk tiap tingkatan jabatan pun sudah ada. Namun, ada juga sarjana yang pintar dan bahkan karena pintarnya sarjana tidak mau bekerja dan malah menyediakan pekerjaan. Atau karena pintarnya, perusahaan menjadi maju dengan pesat penghasilannya dengan keberadaan sarjana itu.


Lulusan SMA yang pintar banyak, sebaliknya yang kurang pintar juga banyak sekali. Pintar dalam hal apa dan bodoh dalam hal apa? Jika dikaitkan, bahwa pendidikan yang rendah yang dimiliki oleh lulusan SMA adalah karena kondisi ekonomi keluarga yang rendah, kita juga akan dicengangkan banyaknya anak orang kaya yang tidak pernah sampai menyelesaikan pendidikan SMAnya, itu berarti hanya lulusan SMP. Sebaliknya jika kita berpikiran bahwa orang yang berhasil mendapatkan gelar Diploma/Sarjana karena meraka berasal dari keluarga yang ekonominya menengah ke atas, kita perlu menyaksikan perjuangan orang tua yang melakukan apa saja, dan makan ala kadarnya demi anaknya bisa meraih gelar sarjana/diploma.

 

Agar kita bisa mengambil keputusan dengan bijak dan tidak menyakiti dengan kata-kata kita, kita bisa memikirkan dan merumuskan terlebih dahulu level pendidikan yang kita permasalahkan. Pertanyaannya adalah "Untuk apa peruntukannya??"

Best Regards,
Arie Frederik
081373607820
PIN BB 282A1E27
YM : arie_frederik@yahoo.com

From: ariani_sunariyanti@yahoo.com
Sender: HRM-Club@yahoogroups.com
Date: Sat, 29 Dec 2012 07:44:24 +0000
To:
ReplyTo: HRM-Club@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [HRM-Club] Lulusan SMA tidak bisa dipakai lagi, saatnya pindah ke Diploma dan S1

Dear All ;

Mungkin teman2 lupa,bahwa millis kita ini adalah utk sharing pengetahuan dibidang HRD dikalangan praktisi (profesional) HRD,sebagaimana ditegaskan dalam Net tiket HRM Club ini, tanpa maksud membahas apalagi membeda2kan masalah ras, pendidikan maupun etnis seseorang.
Sekedar sharing,pengalaman saya selama 16 tahun bekerja dibidang HRD,yg selalu menjadi pertimbangan utama diterimanya seseorang bekerja di perusahaan adalah,Rekam Jejak (Track Record) termasuk etika dan sikap kerja pelamar yang digali pada saat interview dengan demikian kita dpt lebih mudah menganalisa apakah kepribadian (personality) pelamar sesuai atau tidak dng kebutuhan perusahaan.

Jadi maaf,saya rasa masalah ini tidak perlu ditanggapi secara "emosional",rambut sama hitam tapi pendapat boleh saja berbeda.

Di Tahun 2O13 mari kita saling introspeksi,saling berbenah diri, saling menghormati dan mempunyai semangat kerjasama yg baik,Bhineka Tunggal Ika,walaupun berbeda kita tetap satu !
Saya rasa Cak Sun,juga sependapat dengan saya,Bukan begitu Cak Sun?
Salam, AS

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: Muhammad Ridwan
Sender: HRM-Club@yahoogroups.com
Date: Thu, 27 Dec 2012 15:45:16 +0800 (SGT)
To: HRM-Club@yahoogroups.com
ReplyTo: HRM-Club@yahoogroups.com
Subject: Bls: [HRM-Club] Lulusan SMA tidak bisa dipakai lagi, saatnya pindah ke Diploma dan S1

Aneh banget neh jalan pemikiran pengusaha yang satu ini. Esmosi banget. Gak nyadar sekarang ini banyak pengusaha yang cuma lulusan SMA bahkan SMP. Kalau kasi statement itu mbok ya yang rasional dan profesional gitu....
Maaf, mas Pudjianto ini lulusan apa ya ? �


Dari: Ignatius Suban Tuka
Kepada: HRM-Club@yahoogroups.com
Dikirim: Jumat, 21 Desember 2012 16:16
Judul: Re: [HRM-Club] Lulusan SMA tidak bisa dipakai lagi, saatnya pindah ke Diploma dan S1

Ah... yang lulusan S-1 juga banyak yang goblok dan tidak bisa
mempertanggungjawabkan ijazah yang diperoleh. Sini tandingin ama saya.
Saya lulusan SMA, bahasa inggris sangat bagus, managemen bisa, planning
bisa, tax juga bisa, skill komunikasi luar biasa. pernah membawahi yang
lulusan S-1. Banyak S-1 bahkan S-2 yang minta pendapat saya. Saya putus
kuliah di tingkat dua karena orang tua tidak mampu biaya. Saya beli buku
dan baca sendiri, kursus sendiri. Akhirnya bisa juga.

On Thu, 2012-12-20 at 10:42 +0000, look22man@yahoo.com wrote:
>
> Dear all
>
> Tidak usah berdebat, tetapi bagaimana bersikap atas kebijakan yang
> telah ada, dengan memaksimalkan yang ada, biar bisa jalan. Kalo dulu 2
> shiff, jadi 3 shiff. Sma atau s1, yang penting berkompeten di
> bidangnya.
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> __________________________________________________________
> From: "Shim Ade Julianti" zukafuji@indosat.net.id>
> Sender: HRM-Club@yahoogroups.com
> Date: Thu, 20 Dec 2012 15:00:42 +0700
> To: HRM-Club@yahoogroups.com>
> ReplyTo: HRM-Club@yahoogroups.com
> Subject: RE: [HRM-Club] Lulusan SMA tidak bisa dipakai lagi, saatnya
> pindah ke Diploma dan S1
>
>
>
> Pemikiran yang sedikit 'aneh' dari para pengusaha, padahal banyak
> terbukti sarjana pun tidak lebih pandai dari yang hanya lulusan sma/
> smk
>
> Seharusnya saat dilakukan pemecatan di telaah, disesuaikan dengan
> kemampuan personil tersebut.
>
> Karena tidak semua orang beruntung untuk dapat belajar sampai punya
> gelar S1.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> -Shim Ajul-
>
> Sent from the love between Min and Ade is always been the heart, mind
> and soul that put into One
>
>
>
>
> From: HRM-Club@yahoogroups.com [mailto:HRM-Club@yahoogroups.com] On
> Behalf Of Sunawan
> Sent: Thursday, December 20, 2012 2:45 PM
> To: hrm-club@yahoogroups.com; konsultasi-hr@yahoogroups.com
> Subject: [HRM-Club] Lulusan SMA tidak bisa dipakai lagi, saatnya
> pindah ke Diploma dan S1
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Gawat! Pekerja Lulusan SMA di Jabodetabek Terancam Menganggur
>
> Jakarta - Pasca diputuskannya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI
> Jakarta dan daerah sekitarnya hingga 44%-70%, pengusaha minimal harus
> menggaji karyawannya Rp 2 juta per bulan. Bagi pengusaha, upah
> tersebut hampir setara pekerja gaji lulusan Sarjana Starta I.
>
> Lantas bagaimana pekerja SMA ke bawah? Diberhentikan alias dipecat.
> Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
> (Aprindo), Pudjianto. Kenaikan upah mulai dari terkecil Rp 2,02 per
> bulan sampai tertinggi di Tanggerang Rp 2,7 juta per bulan akan punya
> efek berantai.
>
> "Pertama kita pasti akan kurangi pegawai," katanya diketika ditemui di
> Jakarta, Rabu (19/12/2012).
>
> Kenapa pengusaha ritel akan melakukan PHK, kata Pudjianto, karena upah
> tinggi dan efisiensi. Ia memberi contoh, jika dalam satu minimarket,
> misalnya Alfamart, membutuhkan 8-9 orang pekerja.
>
> "Ini pasti akan dikurangi, bisa cuma 5-6 saja, seperti gudang akan
> terjadi otomatisasi, semuanya diberdayakan walau hanya 5-6 orang saja
> dari sebelumnya 8-9 orang pekerja," ucap Pudjianto.
>
> Ditegaskan Pudjianto, selain itu pegawai yang diikurangi nanti pasti
> adalah pekerja-pekerja yang lulusan pendidikannya hanya SMA ke bawah.
>
> "Kita akan mengurangi pegawai, dan yang kita kurangi ya pekerja yang
> lulusan SMA ke bawah, kita akan cari pegawai yang lulusan S1 untuk
> bekerja di minimarket, kenapa? Ya karena gaji yang SMA dengan yang S1
> hampir sama, beda tipis saja, kita ya pasti lebih milih yang S1 dong,
> ya SMA-SMP-SD kami ya tidak tahu mau dikemanain, itu urusannya
> pemerintah sapa suruh seenaknya tetapkan upah tinggi sekali,"
> tandasnya.
>
>
>
>
>
>



__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (40)
Recent Activity:
--- Pendiri Bpk SUNAWAN - HP. 0817 994 0224 : Jumlah Member 16.000 ---

Untuk bertanya, berdiskusi atau komentar di milis silahkan ajukan ke email:
HRM-Club@yahoogroups.com

Utk Join milis ini dan menjadi member silahkan kirim Email ke :
HRM-Club-subscribe@yahoogroups.com

Utk menghindari inbox penuh kirim email ke:
HRM-Club-digest@yahoogroups.com

Sering keluar kota, ubah seting ke digest:
HRM-Club-digest@yahoogroups.com

UNTUK PROGRAM KONSULTASI & INHOUSE:
Untuk Konsultasi & Inhouse training silahkan hubungi HP 0817 994 0224

Program-program HRM:
1. Training:
   Public House - Harga member
   Inhouse - Harga member
2. Konsultasi - Harga Member
3. Recruitment service / search executive - Harga Member

LOW PRICE, HIGH QUALITY & EASY TO APPLICATION
HRM CLUB - HRM SCHOOL - HRM INDONESIA

HUBUNGI BPK SUNAWAN DI 0817 994 0224

Lihat Web
http://www.hrm-indonesia.com/
SLOGAN : HRM MEMANG BEDA

----
MILIS INI ADALAH MILIS SERIUS DLM SHARING, BUKAN SEKEDAR KONKOW, GUYONAN, KAMI BEDA DGN MILIS LAIN

KAMI AKAN HILANGKAN DISKUSI YANG ISINYA KONKOW, GUYONAN.
KARENA POSITIONING KAMI ADALAH MILIS SERIUS
----

Member Milis: 16.000 orang lebih dan hampir 10.200 orang aktif mengikuti milis, member tersebut terdiri HR Director, HR Manager, Asst. Manager & HR SPv, akademisi & HR Consultant, bahkan CEO Perusahaan sehingga diskusinya berbobot dan bergizi.

Bila anda punya kemampuan dalam bidang training & konsultasi HR, mempunyai jiwa pengabdian & tidak terlalu komersial, & ingin bergabung dengan Team HRM Club.
silahkan kirim CV anda ke: teamhrmclub@yahoo.com
subject: Bergabung dengan tim HRM Club
Sebutkan bidang keahlian anda


Pengelola

Bila email yahoo anda bouncing yakni tdk bisa menerima email lagi, silahkan kunjungi web:
http://groups.yahoo.com/unbounce
.

__,_._,___

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment