Powered by Blogger.
RSS

Re: Bls: [HRM-Club] Posisi Intangible Asset dalam pembukuan neraca

 

Kalau yg dimaksudkan dalam industri sport di manca negara adalah adanya biaya transfer yg cukup besar untuk mendapatkan pemain handal, maka biaya transfer yang dikeluarkan itu memang tergolong tergolong intangible asset krn:
1) ada bukti transaksi yg dikeluarkan satu klub ke klub lain untuk mentransfer pemain tertentu
2) klub-klub tersebut merupakan badan hukum dan mempunyai laporan keuangan
3) nilai transfer cukup material (cukup besar), sesuai batasan material tidaknya suatu pengeluaran uang di organisasi tersebut

Bedanya, yang kita bahas dalam subyek ini adalah bagaimana menilai human asset dimana produk yg dihasilkan human asset ini mampu meningkatkan market value yang jauh lebih tinggi dari nilai aset di laporan keuangan
Menarik untuk dicatat pernyataan Bill Gates bahwa kekayaan Micosoft tidak berada di laboratorium, atau di sediaan, tetapi dalam asset tak berwujud yang disebut HUMAN CAPITAL. Nilai tak berwujud yang terdiri dari kode software, merk dagang & taktik pemasaran semuanya tercipta karena kecerdasan para karyawan Micosoft yang diperoleh karena menerapkan MIDAS TOUCH:
1.Kami unggul karena mempekerjakan orang-orang   yang terbaik di kelasnya
2.Kami mengembangkan produk berdasarkan umpan balik agar bisa memberikan yang terbaik
3.Kami melakukan perenungan setiap tahun untuk mengetahui kemana arah perubahan pasar

Salam, 
B.P. Kusumo Bintoro


From: rudy <rudy_a@adiprima.com>
To: HRM-Club@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 10, 2013 1:28 PM
Subject: RE: Bls: [HRM-Club] Posisi Intangible Asset dalam pembukuan neraca

 
Dear All,
 
Saya tidak mengikuti perkembangan akuntasi sumber daya manusia baik di indonesia yang biasanya dapat dilihat dengan terbitnya PSAK baru, maupun yang mengacu kepada IFRS (international financial reporting standar). Saya sudah sounding ke temen-temen saya yang banyak jadi auditor keuangan, praktisi, dan bahkan peneliti perkembangan akuntansi di IAI tapi belum mendapatkan jawaban yang memuaskan untuk bisa di share disini.
 
Sejauh yang saya ketahui praktek human yang dibukukan sebagai asset sudah dilakukan dibidang industri sport mancanegara seperti perusahaan club-club sepak bola dll, untuk di Indonesia sendiri saya tidak mengetahui dengan banyaknya club sepak bola dalam negeri yang menjadi perseroan terbatas apakah kemudian para pemainnya telah dapat dibukukan sebagai asset di neraca keuangan perusahaan.
 
Asset juga bisa di write off lho, dalam konteks human yang bukan sebuah "komoditi", write off menjadi sebuah persoalan lain. Human bisa menjadi asset yang memiliki value positif sehingga menambah nilai perusahaan secara financial tapi juga bisa sebaliknya menjadi negative yang justru mengurangi nilai perusahaan secara financial.   
 
CMIIW
 
Salam,
Rudy
 

From: HRM-Club@yahoogroups.com [mailto:HRM-Club@yahoogroups.com] On Behalf Of B.P. Kusumo Bintoro
Sent: 09 Juli 2013 17:58
To: HRM-Club@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [HRM-Club] Posisi Intangible Asset dalam pembukuan neraca
 
 
Menambahkan saja
 
Asset mengalami penyusutan, Fixed asset penyusutannya disebut depresiasi (depreciation) dan Intangible asset penyusutannya disebut amortisasi (amortization). Nah, perlu di cross check dengan UU Pajak, amortisasi yg diakui oleh pajak itu untuk intangible asset jenis apa saja
Sejauh yg saya tahu sebagai pengajar Finon, sampai saat itu human capital belum bisa dibukukan sbg intangible asset
Seperi dijelaskan oleh sdr Simon, produk yg dihasilkan oleh human capital yang bisa dibukukan sebagai intangible asset sebagaimana disebutkan dan PSAK 19 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no.19), bukan manusianya yg menghasilkan produk tsb
 
Contoh lain yg bisa digolongkan intangbile asset adalah kalau perusahaan kita melaksanakan IPO, maka biaya emisi saham tergolong intangible asset dan dikenakan amortisasi selama 5 thn.
 
Just my 2 cents
 
Salam,
B.P. Kusumo Bintoro

From: Simon Sibarani &l t;yosibara_consultant@yahoo.co.id>
To: "HRM-Club@yahoogroups.com" <HRM-Club@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, July 9, 2013 2:38 PM
Subject: Bls: [HRM-Club] Posisi Intangible Asset dalam pembukuan neraca
 
 
Pak Rudy, terima kasih atas petunjuknya.
Dan memenuhi anjuran Pak Ismail, saya sudah mencari di Google dan sudah menemukan PSAK 19 ditambah dengan presentasi penjelasan tentang "harta tak berwujud" (intangible asset) tersebut.
Itulah manfaatnya saling berbagi. 
Walaupun saya merasa belum tuntas, khususnya yang berkaitan dengan pembukuan Human Capital, akan tetapi saya harus mengakui bahwa saya bersyukur mendapatkan wawasan baru, yang lebih mendalam tentang intangible asset.
 
Jadi, berkaitan dengan pertanyaan saya (pertanyaan saya yang seharusnya dikoreksi) yaitu tentang keabsahan intangible asset untuk dubukukan, memang "ada" intangible asset yang boleh dibukukan, dengan syarat sebagaimana dinyatakan dalam PSAK 19 tersebut, yaitu:
1. Dapat diidentifikasi dan dibedakan.
2. Mempunyai nilai manfaat ekonomi
3. Hak penggunaannya dapat dimiliki, dalam arti dikuasai oleh perusahaan.
4. Adanya suatu transaksi yang menimbulkan biaya perolehan.
5. Adanya besaran nilai yang dapat disepakati secara umum
 
Dalam penjelasan, contoh intangibleasset adalah
  •  Software komputer
  • Paten
  • Copyright
  • Daftar pelanggan
  • Lisensi
  • Kuota Impor
  • franchise
  • Hak Pemasaran
Walaupun dalam penjelasan berikutnya, seperti Data Pelanggan, Merek dll, masih dipertanyakan keabsahannya sebagai intangible asset
 
Namun, semua penjelasan tersebut masih menyisakan ketidak jelasan dalam konteks human capital, dan mestinya bunyi pertanyaan saya adalah "Apakah Human Capital dapat dibukukan sebagai intangible asset dalam neraca keuangan perusahaan"
 
Kalau disimak dengan syarat syarat pengakuan intangible asset, sebagaimana diatas, beberapa yang menjadi pertanyaan adalah:
1. Dari Human Capital tersebut, "apanya" yang dianggap sebagai intangible asset? Manusianya? Keahliannya?
2. Kalau kita anggap keahliaannya sebagai intangible asset, apakah keahliannya dapat dimiliki / dikuasai oleh perusahaan, sehingga dapat dibukukan sebagai asset milik perusahaan?
3. Bilamana yang dianggap sebagai intangible asset adalah keahliannya, yang diwujudkan dalam bentuk kreatifitas / hasil karya, misalkan dalam bentuk software, hak patent dsb, yang menjadi intangible asset dan yang dapat dibukukan kan adalah hasil karyanya, bukan manusianya.
4. Apa yang dapat kita bukukan sebagai biaya perolehannya? upah? sedangkan upah sudah termasuk dalam biaya operasional yang kita kenal sebagai labor cost.
       Apakah biaya pengembangan SDM (training) dapat kita bukukan sebagai nilai human capital? sehingga pada penawaran training provider disebut sebagai investasi, bukan sebagai training fee?
       Persoalan lebih lanjut adalah, sebagaimana yang sering digambarkan dalam terminologi shock talent dan surprise talent, bisa saja karyawan yang sudah mengikuti training tidak menghasilkan apa apa, sedangkan karyawan yang tidak mengikuti training malah menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi perusahaan. 
       Dan justru, apakah karyawan akan menghasilkan sesuatu yang berbilai bagi perusahaan, justru tergantung pada dan merupakan tugas dan tanggung jawab dari HR Management. Lalu, apakah HR Management yang akan dianggap sebagai Human Capital?
       Kondisi ini akan membatalkan human capital untuk dibukukan sebagai intangible asset milik perusahaan,
 
Kesimpulannya, saya bukannya membantah, malah mengakui validitas dari human capital. akan tetapi terus terang saya belum mengetahui jelas bagaimana rumus dan kaidah untuk membukukan human capital sebagai intangible asset yang dimiliki oleh perusahaan.
 
Bila ada rekan rekan yang bisa menjelaskannya, saya sangat berterima kasih.
Salam 
Simon J. Sibarani
twitter@yosibara
 

Dari: rudy <rudy_a@adiprima.com>
Kepada: HRM-Club@yahoogro ups.com
Dikirim: Senin, 8 Juli 2013 9:59
Judul: RE: [HRM-Club] Posisi Intangible Asset dalam pembukuan neraca
 
 
Sudah diatur dalam PSAK 19 tentang aktiva tidak berwujud (intangible asset). Silahkan bisa di pelajari.
 
Salam,
Rudy
 

From: HRM-Club@yahoogroups.com [mailto:HRM-Club@yahoogroups.com] On Behalf Of Simon Sibarani
Sent: 07 Juli 2013 21:45
To: HRM-Club@yahoogroups.com
Subject: Bls: [HRM-Club] Posisi Intangible Asset dalam pembukuan neraca
 
 
Mohon maaf Pak Ismal. Mungkin postingan dari Pak Ismail bukan untuk menjawab pertanyaan saya, akan tetapi ijinkan saya untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat atas postingan dari Pak Ismali, sebagaimana dibawah.
Bukan apa apa Pak Ismail, hanya karena penasaran saja. Kebetulan dulu saya pernah menangani tugas marketing (pemberi kredit) pada salah perusahaan lembaga keuangan non bank> maka saya salah satu yang saya kerjakan setiap hari adalah analisa neraca keuangan para calon nasabah.
 
Setahu saya, dalam sistim akuntansi Indonesia , baik untuk perusahaan manufaktur, perdagangan atau lembaga keuangan sekali pun, intangible aset tidak pernah dibukukan di dalam neraca keuangan
Hal ini adalah karena alasan sebagaimana disebut dalam artikel yang dipostingkan oleh Pak Ismail, besaran nilanya belum bisa dipastikan. the major characteristic of an intangible assets is the high degree of uncertainty concerning the future benefits that are to be received from its employment
Nah, kalau besaran nilainya belum bisa dipastikan, maka akan dicatat dalam angka berapa?
Pada sisi lain, kalau kita menjurnalkan setiap perkiran, tentu harus ada lawan perkiraannya. Maka, lawaqn perkiraan untukintangible aset, ya belum bisa dipastikan, apakah dalam bentuk hasil penjualan produk / jasa perusahaan atau penjualan perusahaan itu sendiri?
 
Sebagaimana disebutkan dalam artikel Intangible aset yang dipostingkan oleh Pak Ismail. 
Disitu disebutkan bahwa intangible assets dicatat dalam sistem akuntansi apabila didahului oleh adanya transaksi akuisisi
Kemudian, Goodwill dapat timbul dari akuisisi. Goodwill yang timbul akibat akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk mengantisipasi manfaat ekonomi yang akan diperoleh pada masa depan.
 
Kesimpulannya, intangible aset baru dapat dibukukan setelah adanya treansaksi atas intangible aset tersebut
 
Akan tetapi, saya tidak bermaksu bahwa human capital itu sebagai intangible asset yang memang ada nilainya, walau belum dibukukan. Sebelum transaksi dilakukan, nilai intangble aset bisa terlihat pada laporan penilaian dari perusahaan penilai (appraisal company) untuk mengukur besaran nilai dari perusahaan, akan tetapi bukan dalam laporan neraca keuangan
 
Human capital sebagai aste itu memang benar ada.
Misalkan Bill Gate, yang memulai usahanya dari garasi rumah, Yang menjadi capitalnya yang membuat dia menjadi terkaya di dunia adalah "skiil"nya yang mampu menciptakan produk bari, pertamanya Ms DOS
Demikian pula Pak Ciputra, dulu pada tahun 1974, saya masih sempat melihat beliau bekerja sebagai karyawan pada PT, JAYA OHBAYASHI. Aset yang dimilikinya untuk menjadi pengusaha yang sukses menjadi besar, adalah idenya yang dia jual ke Pak Ali Sadikin, untuk menjadikan pantai Ancol menjadi kawasan wisata. Demikian pula idenya untuk menjadikan kawasan perkebunan karena menjadi perumahan Pondok Indah, yang ternyata mampu mengalahkan Permata Hijau
 
Demikian pemikiran saya Pak Simail
 
Simon J. Sibarani
twitter@yosibara
 
 


__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (10)
Recent Activity:
-- Pendiri Bpk SUNAWAN - HP. 0817 994 0224 : Jumlah Member 17.000 --
HRM Club memiliki Member diseluruh Indonesia,
dan sebagai Chairman HRM Club adalah Bpk sunawan,
beliau juga adalah President HRM Indonesia
===================================================================

Untuk bertanya, berdiskusi atau komentar di milis silahkan ajukan ke email:
HRM-Club@yahoogroups.com

Utk Join milis ini dan menjadi member silahkan kirim Email ke :
HRM-Club-subscribe@yahoogroups.com

Utk menghindari inbox penuh kirim email ke:
HRM-Club-digest@yahoogroups.com

Sering keluar kota, ubah seting ke digest:
HRM-Club-digest@yahoogroups.com

UNTUK PROGRAM KONSULTASI & INHOUSE:
Untuk Konsultasi & Inhouse training silahkan hubungi HP 0817-994 0224

Program-program HRM:
1. Training:
   Public House - Harga member
   Inhouse - Harga member
2. Konsultasi - Harga Member
3. Recruitment service - Harga Member

LOW PRICE, HIGH QUALITY & EASY TO APPLICATION
HRM CLUB - HRM SCHOOL - HRM INDONESIA

Lihat Web
http://www.hrm-indonesia.com/
SLOGAN : HRM MEMANG BEDA

----
MILIS INI ADALAH MILIS SERIUS DLM SHARING, BUKAN SEKEDAR KONKOW, GUYONAN, KAMI BEDA DGN MILIS LAIN

KAMI AKAN HILANGKAN DISKUSI YANG ISINYA KONKOW, GUYONAN.
KARENA POSITIONING KAMI ADALAH MILIS SERIUS
----

Member Milis: 17.000 orang lebih dan hampir 10.200 orang aktif mengikuti milis, member tersebut terdiri HR Director, HR Manager, Asst. Manager & HR SPv, akademisi & HR Consultant, bahkan CEO Perusahaan sehingga diskusinya berbobot dan bergizi.

Bila anda punya kemampuan dalam bidang training & konsultasi HR, punya jiwa pengabdian & tidak komersial & ingin bergabung dengan Team HRM Club.
silahkan kirim CV anda ke: teamhrmclub@yahoo.com
subject: Bergabung dengan tim HRM Club
Sebutkan bidang keahlian anda


Pengelola

Aflaqha Dewi Ilmiarini
Dewi Indrayani

Bila email yahoo anda bouncing yakni tdk bisa menerima email, silahkan kunjungi web:
http://groups.yahoo.com/unbounce
.

__,_._,___

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment